A: Halo, apa kabar? Saya mau ngobrol sama kamu tentang sesuatu yang penting.
B: Oh, halo juga. Apa yang mau kamu bicarakan? Apakah ada masalah?
A: Tidak, tidak ada masalah. Saya cuma mau berbagi pengalaman saya yang luar biasa. Kamu tahu tidak, saya baru saja membaca sebuah tulisan yang sangat menginspirasi di blog ini: https://nasehatabc.blogspot.com/2015/11/mengeja-cakrawala-hati.html
B: Wah, tulisan apa itu? Apa judulnya?
A: Judulnya "Mengeja Cakrawala Hati". Ini adalah sebuah kisah nyata tentang seorang pria yang berhasil menemukan cinta sejatinya setelah mengalami banyak penderitaan dan kesulitan dalam hidupnya.
B: Hmm, kisah nyata ya? Apakah kamu yakin itu bukan fiksi?
A: Ya, saya yakin. Penulisnya mengaku bahwa itu adalah pengalamannya sendiri. Dia bahkan memberikan nama dan foto orang-orang yang terlibat dalam kisahnya.
B: Oh, begitu. Lalu, apa yang membuat kamu terkesan dengan tulisan itu?
A: Banyak hal. Pertama, gaya bahasanya yang indah dan puitis. Dia menggunakan banyak metafora dan perumpamaan yang membuat saya terhanyut dalam imajinasinya. Kedua, pesan moralnya yang kuat dan menyentuh. Dia mengajarkan saya bahwa cinta itu tidak perlu dicari-cari, tapi akan datang dengan sendirinya jika kita bersabar dan berusaha menjadi orang yang baik. Ketiga, akhir ceritanya yang mengejutkan dan mengharukan. Dia berhasil menikahi wanita pujaannya setelah bertahun-tahun berpisah karena perang dan konflik.
B: Wow, itu memang luar biasa. Tapi, apakah kamu tidak merasa tulisan itu terlalu dramatis dan klise? Apakah kamu tidak bosan dengan cerita-cerita seperti itu?
A: Tidak sama sekali. Saya malah merasa tulisan itu sangat asli dan segar. Saya tidak pernah membaca cerita seperti itu sebelumnya. Saya rasa tulisan itu adalah karya seni yang patut diapresiasi.
B: Ya, ya, terserah kamu lah. Kalau kamu suka, silakan saja. Tapi, jangan sampai kamu terlalu terobsesi dengan tulisan itu ya. Ingat, itu hanya sebuah tulisan, bukan kenyataan.
A: Ah, kamu ini nggak romantis sama sekali. Kamu nggak tahu apa-apa tentang cinta. Kamu harus belajar dari penulis itu, bagaimana dia bisa mengeja cakrawala hatinya dengan indah.
B: Haha, kamu lucu sekali. Kamu ini terlalu mudah terpengaruh oleh kata-kata manis. Kamu harus lebih realistis dan kritis dalam membaca sesuatu. Kamu harus bisa membedakan antara fakta dan fiksi.
A: Ya sudah, kita berbeda pendapat saja. Tapi, tetap saja saya mau kamu baca tulisan itu. Siapa tahu kamu bisa belajar sesuatu dari situ.
B: Baiklah, baiklah. Saya akan baca tulisan itu nanti. Tapi, jangan harap saya akan setuju dengan kamu ya.
A: Oke, deal. Terima kasih sudah mau mendengarkan cerita saya.
B: Sama-sama. Terima kasih juga sudah mau berbagi pengalamanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar