M E N U

MEREMEHKAN AWAL PERCOBAAN

Pada hari Senin siang seorang ibu sedang menunggu dan mengamati anaknya yang sedang mencoba suatau permainan di halaman sekolah. Kelihatan wajahnya tak sabar melihat anaknya yang berkali-kali gagal mencoba permainan tradisional yang sedang dilatihkan beberapa guru kepada dua regu siang itu. Ia berlari menghampiri seorang guru, "Nggak bakalan bisa dia itu Bu, dia itu nggak sabaran, kalo adiknya mungkin malah bisa dia itu lebih sabaran!". Sambil ngobrol akrab salah satu ibu guru menjawan ,"ssst diem... mama ini ngganggu aja". 

Satu guru ikut tersenyum , tak jauh dari obrolan itu berlangsung sementara iamelanjutkan melatih  mengamati anaknya yang memang tampak kesal sambil memumukul-mukul alat yang sedang dicobanya. "Jangan diremehkan dulu, Ma; lihat yang kemarin lebih susah dia juga berhasil. Satu orang guru mengusir sambil bercanda "Mama, sana - sana - sana", sambil menunjuk ke arah ia duduk seberlumnya. Tak lama berselang ternyata betul-betul terjadi pemandangan yang mengejutkan. Anaknya sudah dapat mencoba walaupun belum sempurna. "Hore !, terus...!Mama kalah....!", Satu guru  menyemangati sang anak sambil menggoda mamanya juga tampak kagum dengan usaha anaknya.

Telah banyak pengalaman bercerita bahwa lingkungan memang bisa menghambat, jika ketidakpercayaan mengungkung seorang anak secara berlebihan. Belum lagi ditambah respon yang berlebihan terhadap suatu kegagalan anak-anak, yang sebenarnya adalah bagian yang sangat wajar dan perlu dialami sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. Sebaliknya lingkungan juga menjadi sangat mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal apabila anak-anak mendapatkan stimulan yang positip untuk bereaksi terhadap proses termasuk menghadapi kegagalan.

Cerita di tengah terik siang hari, di sudut halaman sekolah di bawah sejuk rindangnya pohon bersama seorang ibu yang setia menunggu anaknya berlatih, walau harus pulang lebih lama. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar