M E N U

Silaturrahim Telah Menempuh Waktu

Telah berulang kali sudah kudengar dari para tetua,  nasehat dan pesan sering dikirimkan namun belum tentu akan mampu menyadarkan atau mengubah. Waktu telah membimbingku untuk mulai mengerti makna Silaturrahim.   Tak mampu bicara banyak dari etimologi maupun terminologi namun sekali lagi bahwa waktu mau memberitahuku kalau silaTUrRAHim memang  sungguh PINTU RAHMAT. Belajar dari pengalaman hidup memang mutlak dibutuhkan.

Menyambungnya kasih sayang dan persaudaraan telah membuka pintu-pintu kebaikan yang lain. Utamanya adalah pintu rahmat. Apa pun yang dicari dalam setiap usaha setelah pengalaman pribadi saya sarikan memang rahmat itu. Kita semua pencari rahmat. Mengejar uang belum tentu mendapat rahmat walau uang di dapat. Bagi saya rahmat itu dari Allah, Sang Pemilik dan Pemberi Hidup itu sendiri. Dolar dan Rupiah bisa menjadi bagian dari rahmat itu sendiri karena ia diperoleh dengan cara yang halal dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kemuliaan hidup.

Dengan pintu rahmat yang terbuka kita dapat menerima banyak hal-hal baru dan indah. Perbedaan dan Keberagaman  semakin tampak sebagai kehadiran rahmat. Ide-ide baru berkembang sahabat bertambah dan beban yang berat bisa diringankan. Jadi mustahil orang bisa hidup tanpa silaturrahim, jika itu adalah sambungan kasih sayang. "Orang bisa hidup tanpa kesenangan tapi tak mungkin orang mampu hidup tanpa kasih sayang", demikian ungkapan klasik pernah kubaca.

Silaturrahim sendiri  telah berkembang mengikuti jamannya, kualitas dan tujuan harapannya selalu menjadi yang utama, ketika jarak dan waktu kadang menghambat ia dapat menempuh dengan teknologi. Dari anggota keluarga sendiri, para sahabat kecil, teman SD SMP, SMA teman Kuliah, Mitra kerja, tetangga lama, Pacar, Pelanggan, Mitra, Prospek dan publik mulai menggunakan teknologi terkini untuk menghidupkan silaturrahim. Karena kita semua mendambakan rahmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar