Apakah ungkapan-ungkapan biasa, dapat memiliki kesamaan serupa dan juga memberikan minat? Kita anggap saja ia memiliki daya tarik serupa; karenanya tidak ada salahnya kita juga sering menemukan orang yang mempelajari ungkapan-ungkapan yang akrab digunakan oleh wilayah tertentu, walau hanya untuk sekedar membuka kata, percakapan bahkan pidato. Adakalanya ia (ungkapan yang muncul) seperti mencairkan suasana atau menghidupkan chemistry para pembicara dengan audience setempat.
Contoh ungkapan-ungkapan biasa dalam Bahasa Jepang (FUTSUU NO HYOOGEN) :
1. Apa yang bisa saya tolong ?
( Nani o sashi agemashoo ka)
2. Tolong ulangi sekali lagi!
( Mo ichido itte kudasai)
3. Maukan anda minum?
( Onimimono o ikaga desu ka?)
4.Saya tidak merokok.
( Watashi wa tabako o suimasean)
5. Di mana pasar?
( Ichba wa doko ni arimasu ka?)
6. Warna apa?
( Donna iro dwsu ka)
7. Saya tidak suka bentuk itu.
( Kono katachi wa kiniirimasen)
8. Tunjukkan saya yang lain.
( Hoka no o misete kudasai)
9. Kepada siapa saya bayar?
( Dare ni haramaimashooo ka)
Penggunaan de, ni, e
de menunjukkan :
1. tempat = di, pada (Anata wa kono kutsu o doko de kaimashita ka?)
2. waktu = dalam, pada (Nijikan de assobimasu)
3. alat = dengan ( Fune de ikimasu)
4. angkutan = dengan (kisha de iki mashu)
5. penyebab = karena (byooki de gakkoo o yasunda)
ni menunjukkan :
1. tempat = di, pada
2. waktu = dalam, pada
3. kalimat pasif= oleh
4. tujuan (Ryoori ni tsukaimasu)
e menunjukkan 'Tujuan' = ke
+ Anata wa doko e ikimasu ka?
- Awatashi wa mise e ikimasu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar