Kisah Lima Sahabat Huruf
Di sebuah kelas satu SD yang ceria, ada seorang anak laki-laki bernama Arya. Arya adalah anak yang pintar dan suka bermain, tapi ada satu hal yang membuatnya sedikit sedih: ia merasa kesulitan menulis lima huruf latin, yaitu B, D, P, Q, dan G.
Setiap kali pelajaran menulis tiba, Arya selalu merasa gelisah. Tangannya terasa kaku memegang pensil. Ia sudah berusaha sebaik mungkin, tapi huruf-huruf yang ia tulis seringkali terlihat berbeda dari contoh di buku. Huruf B kadang terlihat seperti angka 8, huruf D sering terbalik menjadi P, dan huruf Q sering ia tulis tanpa ekor yang benar.
Arya sering melihat hasil tulisannya sendiri dan merasa tidak puas. "Kenapa huruf-huruf ini sulit sekali kubuat dengan benar?" gumamnya suatu hari, sambil menatap buku tulisnya dengan wajah murung. Ia merasa sudah mencoba berkali-kali, tapi tetap saja hasilnya tidak seperti yang ia harapkan.
Suatu siang, setelah pelajaran menulis selesai, Arya masih duduk di mejanya dengan wajah lesu. Ibu Rina, guru kelas satu yang sabar dan penyayang, menghampirinya.
Ibu Rina: "Arya sayang, kenapa kamu terlihat sedih sekali?"
Arya: (Menunduk) "Saya tidak bisa menulis huruf B, D, P, Q, dan G dengan benar, Bu. Lihat, tulisan saya jelek sekali." Arya menunjukkan buku tulisnya kepada Ibu Rina.
Ibu Rina tersenyum lembut. "Arya, menulis itu seperti bermain. Kadang kita langsung bisa, kadang kita butuh sedikit waktu dan latihan lagi. Coba Ibu lihat..." Ibu Rina memperhatikan tulisan Arya dengan seksama.
Ibu Rina: "Sebenarnya, kamu sudah berusaha dengan baik, Arya. Hanya ada beberapa bagian kecil yang perlu kita perbaiki bersama. Misalnya, huruf B ini, coba perhatikan, perutnya ada di bawah. Kalau huruf D, perutnya menghadap ke kiri." Ibu Rina mengambil pensil Arya dan memberikan contoh di buku tulisnya.
Arya: (Memperhatikan dengan seksama) "Oh, begitu ya, Bu. Kadang saya tertukar antara B dan D."
Ibu Rina: "Itu wajar, sayang. Huruf-huruf ini memang mirip. Tapi, kalau kita sering melihat dan melatihnya, pasti kamu akan semakin mahir. Sekarang coba tulis lagi huruf P. Tarik garis lurus ke bawah, lalu buat perut di bagian atas."
Arya mencoba menulis huruf P perlahan. Kali ini terlihat lebih baik.
Arya: "Ini sudah lebih baik, Bu?"
Ibu Rina: "Pintar! Sekarang huruf Q. Tarik garis bulat seperti membuat angka nol, lalu tambahkan garis kecil di bawahnya."
Arya kembali mencoba. Meskipun belum sempurna, tapi sudah ada kemajuan.
Arya: "Kalau huruf G, Bu?"
Ibu Rina: "Huruf G juga hampir sama dengan Q di bagian atas, tapi garisnya melengkung ke bawah." Ibu Rina kembali memberikan contoh.
Ibu Rina: "Arya, ingat ya, tidak ada yang langsung bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Ibu juga dulu belajar menulis pelan-pelan. Yang penting adalah kamu tidak menyerah dan terus berlatih. Setiap kali kamu menulis satu huruf dengan benar, itu adalah kemajuan yang hebat!"
Arya: "Jadi, saya tidak boleh merasa sedih kalau belum sempurna ya, Bu?"
Ibu Rina: "Tentu tidak boleh, sayang. Kamu harus bangga dengan setiap usaha yang sudah kamu lakukan. Coba sekarang, kita main tebak huruf. Ibu sebutkan, kamu tulis ya."
Ibu Rina dan Arya kemudian bermain tebak huruf. Arya mencoba menulis huruf-huruf yang tadi membuatnya kesulitan. Meskipun kadang masih ada sedikit kekeliruan, tapi Arya tidak lagi merasa terlalu kecewa. Ia mulai mengerti bahwa belajar menulis memang butuh waktu dan latihan.
Setelah beberapa kali latihan bersama Ibu Rina, Arya merasa lebih percaya diri. Ia tidak lagi takut saat pelajaran menulis. Ia tahu bahwa setiap coretan pensilnya adalah bagian dari proses belajar. Meskipun belum sempurna, ia senang melihat ada kemajuan dalam tulisannya.
Suatu hari, Ibu Rina memberikan tugas menulis lima kata yang mengandung huruf B, D, P, Q, dan G. Arya mengerjakannya dengan tekun. Hasilnya? Tidak semua huruf tertulis sempurna, tapi Arya sudah bisa membedakan bentuk masing-masing huruf dengan lebih baik. Ia tersenyum melihat hasil kerjanya. Ia tahu, dengan terus berlatih, ia pasti akan semakin mahir menulis lima sahabat huruf itu.
"Anak-anakku sayang, coba lihat tulisan kalian yang pertama kali Bu Guru ajarkan. Ingat tidak, hurufnya masih besar-besar dan mungkin belum rapi? Nah, sekarang coba bandingkan dengan tulisan kalian yang sekarang. Sudah jauh lebih baik, bukan?
Membandingkan itu boleh saja, Nak. Tapi, mulai sekarang, coba bandingkan tulisanmu yang dulu dengan tulisanmu yang sekarang. Lihat betapa hebatnya kalian sudah belajar dan memperbaiki tulisan. Setiap hari kalian berlatih, tulisan kalian pasti akan semakin bagus dan rapi.
Sekarang, Bu Guru punya tantangan! Beranikah kalian mencoba memperbaiki satu saja huruf di dalam abjad supaya tulisannya jadi lebih indah? Atau, kalau kalian hebat, coba perbaiki semua hurufnya! Ingat, setiap huruf yang kalian perbaiki akan membuat tulisan kalian semakin pintar dan membanggakan. Jadi, teruslah semangat belajar dan jangan pernah berhenti mencoba ya!"
Setiap kesulitan adalah tantangan untuk belajar dan menjadi lebih baik. Jangan mudah menyerah dan teruslah berusaha. Setiap kemajuan, sekecil apapun, patut kita syukuri. Bantuan dan dukungan dari orang lain juga sangat berharga dalam proses belajar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar