Logika Pengurangan

VBK (Versi Bapak Kost)

Hari sabtu pagi yang cerah anak -anak kost sebagian belum bangun, sepertinya baru menghabiskan waktu bersama sepanjang malam dengan aneka games dan lagu-lagu kesayangan mereka, hanya satu pagi itu yang sudah keluar mengamati bapak kost yang berada tak jauh dari rumah induk sedang kelihatan sibuk sekali.

Masih menyisakan sedikit kantuk, ia tampak menggerak -gerakkan kepalanya, lalu membungkukkan badannya beberapa kali, memutar kekiri dan ke kanan, dan kemudian mengayun serta membuka tutup kedua tangannya. Sesaat setelahnya lalu ia menggerakkan kakinya melangkah mendekati bapak kost tempat dimana beliau sedang memotong pagar dengan gunting taman. Pagar hidup yang.ada di halaman  sebagai pembatas, antara rumah induk dengan rumah kost. Yang kelihatan sudah subur dan mempercantik bagian depan rumah, meskipun mengecewakan teman -teman yang suka main futsal kecil, hingga menggantinya dengan bulu tangkis.

"Bukannya sudah subur Pak, kok malah dikurangi Pak?" Pertanyaan yang tiba-tiba menghentikan dan membuat pak kost berpaling. "Oh... kamu Joy, udah bangun sendiri; ini ujungnya yang tertinggi sudah sepinggang, mungikin bagusnya halaman kita ini tingginya sepaha aja ya Joy"? ...
Joy manggut manggut, "Tapi kenapa bapak menguranginya sampai setinggi lutut?" Joy menunjukkan rasa penasaran.
"Pengurangan paling pas dalam logika bapak begitu Joy, apa kamu ada ide lain".
"Belum pak , soalnya quis logika saya masih 'E' pak, coba Pak saya ikut motong bisa nggak ". Joy udah kelihatan ogah ngomong tentang logika, gadis cantiknya pak kost belum juga keluar.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar