M E N U

Obyek, Subyek hingga Predikat



Masih terhubung dengan Tulisan sebelumnya "Apa dan Siapa"

Mengapa ini bisa menjadi hal yang mendasar juga layak dianggap panting?
Kita sering melihat bagaimana layang-layang dimainkan dengan gembira oleh mereka yang menyukainya, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun kita tidak serta merta menamai tempat itu atau mengaitkannya dengan kelayakan dan keamanannya untuk bermain. misalnya tempat itu adalah sebuah lapangan luas, sebuah gang sempit , pinggir jalan.
Itu secara langsung juga dengan jenis layang-layang yang sedang dimainkan, dari ukuran, bentuk, warna dan lain sebagaimana yang secara kenampakan atau obyektif kita jumpai.
Selebihnya panjang benang yang dipakai, jenis benang biasa atau bergelas yang biasanya tajam dan kuat untuk tanding dengan layang-layang lain.
adakah kita berinteraksi dengan cuaca saat itu, saat kita melihat layang-layang diterbangkan; yang semuanya tampak sebagai obyek dan jelas dapat digambarkan.

Dengan bertambahnya perhatian kita terhadap contoh kegiatan di atas kita dapat memberi ggambaran tingkat kemahiran dari sang pemain layang-layang menerbangkannya. 
Selebihnya kita juga mendapatkan informasi tentang bagaimana layang-layang itu dibuat. Apakah dibuat sendiri hingga ia mampu menerbangkannya atau ia mendapatkan mainan dari membeli. Hal ini akan semkin tahu kelebihan dari pemain bagaimana ia mengerti keseimbangan di dalam perancangan sudah menjadi salah satu bagian dari pengetahuan dan ketrampilannya. 
Apalagi ketika ia sudah dapat memilih tempat terbaik dan aman baginya untuk menerbangkannya, bukankah ini sebuah pengamatan obyektif  bertambah semakin subyektif yang sudah menggambarkan banyak hal?


Permainan yang telah menyenangkan dirinya serta mengaktualisasikan pengetahuan dan kemahiran  sendiri , ikut menyenangkan teman-teman, saudara bahkan lawan tandingnya menjadi pengamatan yang ekstra lebih dari sebatas sebuah kalimat biasa, ia adalah kalimat yang berasal dari kenyataan dan contoh seperti di atas adalah contoh sederhana bagaimana peristiwa kecil yang dipandang dan dopadukan dari banyak sudut untuk dapat dipetik sebagai sesuatu atau manfaat.


Rasa senang yang memancar dari situasi itu sangat memungkinkan memberi pengaruh baik langsung atau tidak langsung kepada lingkungannya.
Teman lain yang kemudian ingin juga mencoba membuat dan memainkannya, mencoba bersama hingga terwujud, adalah gambaran sederhana bagaimana mainan anak-anak mendorong anak-anak yang lain atau teman-teman sepermainan ingin ikut mencoba bahkan memiliki hingga membuatnya.

Bagian lain yang secara psikologis juga memberi manfaat adalah karena ini membuatnya berlatih banyak aspek. bagaimana kesabarannya membuat, menerbangkannya, menghadapi kegagalan, hingga kemenangan dan kekalahan di dalam kompetisi dengan teman lain.
Menjadi lentur, kuat dan kebal menghadapi rasa gagal, kecewa , hingga rasa bangga terasah dengan natural . tidak kurang juga bahwa permainan ini dapat melatih dan menjaga sikap fair dalam kompetisi. Secara emosional ruang yang seimbang dapat terlatih dengan alami  seperti hembusan angin yang sepoi-sepoi saat ia memainkannya

Kewaspadaan adalah bagian lain yang layak menjadi sorotan, mengingat saat ini tidak mudah bagi setiap keluarga  menjangkau lingkungan aman untuk bermain layang-layang apalagi di daerah perkotaan.
Apabila memilih jalan yang bebas dari kendaraan tidak semua tempat memiliki, kecuali perumahan-perumahan tertentu, belum lagi kabel-kabel listrik yang ada hampir di semua tempat. Sementara halaman luas atau tanah lapang tidak semua warga dapat menjangkaunya dengan mudah.
Kesehatan  menjadi salah satu yang terpenting bagi permainan ini. Terlalu lama bermain saat hari panas dapat mengakibatkan mata pedih, merah hingga mengakibatkan iritasi pada mata jika berlebihan memainkannya, serta bagian kulit sering legam terbakar sinar matahari. Adakalanya  luka pada kaki saat berlari karena perhatian anak selalu ke atas, maka ada baiknya apabila anak tetap memakai alas kaki. saat bermain layang-layang.

Membantu anak-anak memilihkan waktu dan  tempat terbaik juga tidak selalu mudah. Para orang tua butuh membiasakan berkompromi untuk bisa mencapainya. Cuaca terang dan agak teduh serta sedikit berangin mudah dan nyaman untuk memainkannya. Apalagi tempatnya luas dan bebas dari halangan-halangan kabel dan lalu-lalang orang lain. Namun jika tidak memungkinkan ide lain misalnya memilihkan benang pendek dan turut memainkan sambil menjagannya dapat menjadi pilihan.

-> Singkat kata, menutup halaman ini kita dapat melihat hal-hal secara obyektif dan subyektif pada satu kalimat yang menceritakan sebuah peristiwa, yakni seorang anak yang sedang bermain layang-layang. Ketika melihat membaca atau menonton informasi kemampuan kita sudah berlatih untuk semakin melihat mana yang obyektif dan mana yang subyektif, dan mana yang sedang kita perlukan. @salamliterasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar